Sunday, March 1, 2009

PREDIKSI SOAL UN BAHASA INGGRIS SMP

UN atau Ujian Nasional yang akan diselenggarakan bulan April-Mei 2009 mendatang memang terasa menyeramkan. Baik bagi guru apalagi bagi siswa. Akibatnya, para guru melakukan berbagai upaya untuk "menyukseskan UN" di sekolah masing-masing. Upaya ini, yang positif, adalah dengan mencoba memrediksi soal yang akan "keluar" - bisa berwujud "try-out" atau berusaha membuat soal sendiri untuk di-"drill"-kan kepada siswa-siswanya.

Dalam diskusi tentang prediksi soal UN Bahasa Inggris SMP yang diselenggarakan oleh Dikdasmen Muhammadiyah Surabaya, 28 Februari 2009 lalu, terungkap bahwa Kisi-Kisi UN 2008/2009 yang diterbitkan Depdiknas melalui Permendiknas No. 78/2008 tanggal 5 Desember 2008, masih vague sehingga para guru tidak bisa memakainya sebagai dasar untuk menulis butir soal. Misalnya, vocabulary yang akan dipakai berapa word level; structure yang boleh digunakan se-complicated apa; topik teks apa saja yang disarankan.

Apabila hal-hal tersebut bisa diperjelas, maka tidak akan terjadi teks soal bertopik "pentagon" seperti yang di-try out-kan. Jangankan para siswa; para guru peserta diskusi pun mengaku bahwa mereka harus membaca beberapa kali untuk memahami beberapa teks yang ada di soal try-out.

Memang benar, di SKL (standar kompetensi lulusan) dan di Standar Isi dituliskan "teks pendek sederhana tentang kehidupan sehari-hari". Tapi rupanya pernyataan ini terabaikan, disamping ketidakjelasan: how simple is simple? Simple vocabulary, simple structure, or simple what?

Dengan demikian, tidaklah mengherankan apabila rata-rata hasil try-out hanyalah 3,6; sedangkan pemerintah mematok 5,5.

So, salahkah siswa? Salahkah guru? Salahkah UN? Or, salahkah ketidakjelasan itu sendiri?

1 comment:

  1. Alhamdulillah. It's impressive. Allahu Akbar. Kita belajar banyak.

    ReplyDelete